Kemampuan Diri

28 Mei 2009

Ini cerita tidak jauh beda dengan kehidupanku. Moga bermanfaat

Seorang pemuda pada semester akhir mengalami keputus asaan. Sudah 10 semester dijalani, dan ini merupakan tahap akhir kuliahnya.Di satu sisi, sebagai tanggungjawabnya dia harus menyelesaikan tugasnya untuk meraih sarjana. Di sisi lain dia mengetahui bahwa ayahnya demikian sulit menyediakan uang untuk membiayai studinya.

Dia ingin berbakti untuk menyelesaikan kuliah sebagai amanah dari orang tua, namun dia juga merasa bahwa dirinya merupakan beban berat dari orang tuanya.
Dia memutuskan untuk mencari uang sambil menyelesaikan studinya, namun ternyata tidak mudah. Kalau dia konsentrasi pada studi, jelas penghasilkannya sangat sedikit.Kalau dia konsentrasi pada mencari uang, studinya terbengkalai.

Untung suatu ketika ayahnya bertanya. Dengan suara berat anak laki-laki ing menjawab bahwa dia ingin bekerja untuk meringankan beban ayahnya, setelah dapat duit dia mau melanjutkan studinya memenuhi amanat keluarga.

Dengan bijak sang ayah menjelaskan bahwa menyediakan uang untuk studi anaknya merupakan bewajiban ayahnya. Anak jangan merasa bersalah karena membebani orang tua, demikian tutur sang ayah. Kalau nanti kamu punya anak, kewajibanmu jugalah seperti kewajiban ayah.

Kewajibanmu saat ini adalah secepatnya menyelesaikan sudi, sehingga ayah akan terlepas dari beban itu. Bila "cuti" kuliah, berarti akan menunda kesempatan yang harus diseleaikan saat ini. Untuk menyelesaikan sesuatu yang tertunda, baik anak laki-laki maupun ayahnya harus melalui masa penantian yang belum tentu, sedangkan bila konsentrasi diarahkan pada penyelesaian kuliah, maka diharapkan hasilnya dapat dinikmati pada waktu yang tidak telalu lama.

Penyelesaian studi merupakan kemampuan diri yang diberikan orangtua, dengan pemberian itu orangtua merasa sangat bahagia.
Demikian salahsatu persoalan yang dihadapi para mahasiswa pada akhir masa kuliahnya bila dia berada dalam keluarga yang pas-pasan. Keluarga demikian menduduki rangking terbesar dalam masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, merupakan kepedulian kita bersama untuk memberikan nasehat berupa motivasi kepada generasi penerus masa depan agar tidak gagal dalam studi karena cintakasihyang berlebihan kepada orang tua. Cinta kasih seperti ini telah diterapkan secara bijaksana, karena dia tidak menghargai kewajiban orangtua yang mengharapkan masa depan generasi penerusnya.
Tidak sedikit orangtua yang harus meminjam sejumlah uang untuk biaya awal memasukkan putra-putrinya di pergutuan tinggi. Bahkan tidak sedikit orangtua dari keluarga yang "kelihatan" mapan, ternyata menghadapi kesulitan ekonomi, karena kondisinya sudah tidak cemerlang, namun masih mempertahankan gengsi agar anak-anaknya dapat tampil prima demi mempertahankan status.

Pada saat ini kemampuan diri kita sangat perlu dicermati,agar dapat dipergunakan secara sangat efisien. Dengan demikian, walau kita berusaha tampil senantiasa prima, namun setiap langkah harus diperhitungkan secara cermat. Bagaimanapun, kemandirian sebenarnya merupakan potensi yang ada pada setiap individu. Kemandirian wajib dipergunakan dengan pengendalian batin yang mantap dan terlatih. Dengan demikian kemampuan diri dapat dikembangkan dan ditingkatkan dengan senantiasa belajar.

Sukses bagi siapa saja yang senantiasa mau belajar, Di kutip dari http://andriewongso.com/ !
Lanjut..

Ehmmm

14 Mei 2009

Ehmm kemarin habis bazar ma anak anak SMA 1 Lainea, Wuahhh seneng banget rasanya ketemu ma temen temen angkatan 2006, setelah hampir tiga tahun tak bersua. Begitu ketemu weihhh Agus how are u? ge mana, lanjut di mana?....Heii Rianty makin cakep aja (ehm dlm hati)dan bla bla bla.. lah. Sepertinya kayak peristiwa Orientasi dulu waktu di SMA.

Ehm saya rasakan ada yang beda kalau di SMA dulu saya kayaknya pemalu sekalijangankan mau ucapkan kata cinta (weittsss), mau kenalan aja takuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut.ya udahlah itukan dulu lupakan sajalah yang penting hidupku sekarang sedikit lebih baik, terimakasih ya allah.

Lanjut..