Imposibel Is Nothing

24 Desember 2008

Kemaren dapet e mail dari temen setelah ku baca isinya cukup menarik yg intinya kita g boleh negatif thinking, jangan pernah berkata tidak mungkin. Met membaca moga bermanfaat

PERNAH lihat iklan Adidas, " Impossible is Nothing? " Iklan itu berisi kredo yang dilontarkankan Leyla Ali, putri Muhammad Ali. Bunyinya gagah dan puitis. "Tak mungkin bukanlah fakta. Tak mungkin adalah pendapat semata. Tak mungkin bukanlah sebuah deklarasi. Melainkan sebuah tantangan. Tak mungkin adalah sebuah potensi. Tak mungkin sifatnya sementara. Tak mungkin tidak berarti apa-apa."

Kredo itu digunakan untuk membakar semangat banyak orang dalam berbagai workshop dan pelatihan. Hasilnya seringkali cukup menantang. Banyak eksekutif perusahaan mengeluh bahwa budaya "tak mungkin" seringkali sudah menjadi karat yang keropos. Pernah ada seorang direktur bank bercerita bahwa di perusahaannya ada seorang eksekutif yang diberi julukan "Mr. Impossible". Semata-mata karena ia begitu negatifnya terhadap semua ide dan usulan yang disodorkan padanya. Ia selalu saja serta-merta membatasi dirinya dengan sikap "tidak mungkin" tersebut.

Begitu banyaknya orang yang selalu pesimistis dan putus asa, sehingga mereka cenderung memilih untuk lebih baik akrab dengan kata-kata "tak mungkin" daripada bangun dan berjuang. Entah kenapa orang-orang seperti ini, seperti pintu berkarat yang sudah tidak bisa dibuka lagi. Mereka enggan menerima tantangan. Padahal, tantangan adalah kata paling populer saat ini. Juga faktor motivasi terpenting.

Hampir semua merek beken produk olahraga menggunakan tantangan sebagai sihir persuasif mereka. Lihat di televisi setiap malam. Begitu banyak acara TV yang juga mengakar dari tantangan. Hampir semua reality show bertema tantangan. Acara seperti "Survivor", "Fear Factor", "Amazing Race", "Indonesian Idol", "Contender", hingga "The Apprentice", semuanya menggunakan tantangan sebagai bahan baku utama.

Lalu, bagaimana caranya agar staf dan karyawan di perusahaan bisa tertantang dan mau meraih tantangan yang diberikan? Kuncinya barangkali ada dua. Pertama, penasaran, dan kedua adalah partisipasi. Pernah sekali, Mpu Peniti memberi saya wejangan yang sangat berguna. Menurut Mpu Peniti, bayangkan pada 17 Agustus ada lomba panjat pinang. Biasanya dalam lomba itu ada sebuah pohon pinang yang dilumuri minyak hingga sangat licin. Tapi di atasnya digantung berbagai hadiah. Kalau dipikir dengan akal sehat, tak mungkin bisa memanjat pohon pinang selicin itu.

Tapi buktinya, karena hadiahnya begitu menggiurkan, selalu saja ada peserta yang penasaran dan mencoba memanjat. Yang merasa tidak mungkin biasanya cuma jadi penonton. Ketika perlombaan mulai, banyak peserta yang memanjat dan kemudian jatuh. Kebanyakan orang akan tertawa. Karena terbukti bahwa pohon pinang licin itu tidak mungkin bisa dipanjat. Seolah-olah mereka adalah pihak-pihak yang bodoh dan ingin melawan sesuatu yang tidak mungkin.

Tapi ajaibnya, selalu saja ada peserta yang cerdas, melumuri dirinya dengan pasir, dan dengan susah payah memanjat pohon pinang licin itu. Pada akhirnya, biar susah sekalipun, selalu ada peserta yang mampu memanjat, walaupun hanya untuk sekian detik, tapi cukup untuk mengambil hadiahnya. Maka, jadilah mereka pemenangnya. Merekalah pahlawan yang berhasil mengalahkan sesuatu yang tak mungkin. Sedangkan kita yang tidak berpartisipasi, biarpun bisa tertawa, tidak mendapat apa-apa.

Tahun 2008 akan berakhir sebentar lagi. Sudah siapkah kita berpartisipasi dalam sebuah tantangan baru. Atau kita tidak mau mengubah sikap dan hanya duduk pasif menonton? Setiap perusahaan selalu punya tujuan dan cita-cita. Agar maksimal pencapaian tujuan itu, maka tujuan harus diterjemahkan menjadi sebuah tantangan yang sexy . Tantangan yang penuh daya tarik. Tantangan yang mampu merayu orang ikut serta. Sehingga tingkat partisipasi staf dan karyawan mengambil tantangan menjadi optimal.

Tahun 2009 harus menjadi tahun tantangan. Dan kita wajib menantang diri kita habis-habisan. Jangan menyerah pada keadaan. Tidak ada satu pun yang tak mungkin



“Selamat Menatap Tahun yang penuh Tantangan & Peluang”




Lanjut..

Mid Semester

05 Desember 2008

Seminggu ini mid semester berlangsung, dari mata kuliah bahasa pemrograman, troubleshooting, pengantar telekomunikasi, elektronika dasar hingga yang paling gampang pendidikan kewarganegaraan. Dari semua mata kuliah tersebut sepertinya tidak ada satupun jawaban yang aku isi sendiri alias nyontek. Yaa allah kalau begini caraku kuliah buat apa aku banting tulang buat bayar semester, buat apa aku selalu berkata "ma doakan kuliahku lancar yah" tp aku sendiri g semangat belajar.

Emang sihh ini semua juga karena kerja, memamng begitu sulit ngatur waktu kerja dan kuliah, apalai di perusahaan swasta. Tapi sebenarnya aku punya sedikit waktu buat masuk kuliah siang meskipun harus nyuri nyuri waktu ninggalin kerjaan, diriku aja yang malas, kalau cuma datang absen, pinjem buku, setor tugas aku pasti bisa masa sih bosku mau nglarang.

Yaaahh kedepan moga aku rajin rajin masuk paling ga pinjem buku ma temen......
biar ga nyontek lagi hehhehhehheee. Ayo!! semangat agus kamu pasti bisa!!! Lanjut..