Artificial Intelligence

06 November 2009

Mendengar kata kecerdasan buatan mungkin bagi sebagian orang akan terdengar “Ngeriii” atau sebagian orang yang suka nongkrong di bioskop langsung ingat dengan film Matrix atau I-Robot. Itu tidak bisa disalahkan, karena memang kecerdasan buatan hampir selalu mempunyai konotasi fiksi ilmiah. , meskipun pada kenyataannya kecerdasan buatan bukanlah suatu khayalan, tapi memang benar-benar ada dalam kehidupan kita sehari-hari dan kita juga sering menggunakannya.
Dalam bahasa ingris kecerdasan buatan di sebut Artificial Intelligence atau AI didefinisikan sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya di kerjakan oleh computer, kemudian dimasukkan kedalam sebuah mesin sebagai otak atau pengemudi mesin tersebut, yang nantinya dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Sejarah Kecerdasan Buatan
Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.
Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas ” pada 1943 yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.
Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah “kecerdasan buatan ” pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan “Turing test” sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.

Aplikasi Berbasis Suara

Setelah paham apa itu kecerdasan buatan dan dari mana itu asalnya kecerdasan buatan atau dalam bahasa walandanya AI (Artificial Intelligence) sekarang kita coba bikin aplikasi yang sederhana, nih saya punya sedikit referensi untuk membuat aplikasi berbasis suara, kayak voice call di ha – pe (dibaca handphone), tau handphone ngga kalo ngga tau kebangeten loh….Aplikasi ini tidak terbatas pada suara yang direkam saja (karena gak pake rekam-rekaman). Suara siapapun bisa mengaktifkan perintah-perintah dalam aplikasi ini.
Untuk membuat aplikasi berbasis suara tersebut, kita perlu SDK (Software Development Kit) dari Microsoft, yaitu Microsoft Speech SDK. Nah, dengan pake SDK ini kita bisa membuat aplikasi apapun yang hanya menggunakan suara sebagai inputnya. (Tentunya perlu ngoding untuk membuat aplikasinya) Tapi klo aplikasinya ud jadi, menjalankannya hanya perlu suara. Suara siapapun bisa lho.
Nah, klo dikembangkan lebih lanjut, dan menambahkan AI (artificial intelligence) dalam aplikasinya, kita bahkan bisa membuat Doraemon (maksudnya temen ngobrol, tapi cuma sebagai aplikasi di komputer). Dari SDK itu selain bisa input suara, output suara juga bisa. Yah, buat keren-kerenan aja, kita bisa bikin aplikasi yang klo ada yg nanya "Siapa namamu?" aplikasi itu bakal jawab "Saya Tom Cruise". Pokoknya gitu deh.
Cuma masih ada kekurangannya pada aplikasi ini yaitu menggunakan bahasa inggris, ya mungkin kedepannya akan ditambahkan library untuk bahasa indonesia, karena bahasa indonesia tidak ambigu, klo ada huruf 'a' bakal dibaca 'a', klo bahasa inggris kadang-kadang dibaca 'e'.



Posting Komentar